Sabtu, 23 Juli 2016

Kaset Penyemangat

Kaset Penyemangat Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin yang melelahkan, malas sekali rasanya beranjak dari kasur kesayanganku, tapi tentu itu ga akan mungkin! Hari Senin kan upacara, mana bisa aku lelet, bisa bisa aku kena marah ibu. Akhirnya aku putuskan untuk mandi dan berangkat ke sekolah sebelum jam 7. Syukurlah aku ga telat untuk mengikuti upacara bendera di sekolah.

Jam istirahat pun berbunyi, semua anak di kelasku, 5A, berhamburan keluar kelas untuk menuju ke kantin, sedangkan aku anak terakhir yang beranjak dari tempat duduk dengan malas-malasan untuk keluar kelas, malas sekali rasanya hari itu.
“sha, ko kamu ga jajan sih? di kantin ada makanan baru loh” kata teman ku sinta yang berada di ambang pintu kelas 5A, “iya, ini juga mau ke kantin ko” ujar ku, “haduh sasha.. lelet nya” jawab sinta dengan menggeret tangan kananku, aku pun hanya mengikuti nya.
ugh hari senin memang membosankan!

Sesampainya di rumah, ibu yang sudah menungguku pulang sekolah, mempersilahkan aku
... baca selengkapnya di Kaset Penyemangat Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...

Senin, 18 Juli 2016

Menjual Sisir Kepada Biksu

Menjual Sisir Kepada Biksu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pada suatu hari, sebuah perusahaan sisir akan mengadakan ekspansi untuk area pemasaran yang baru. Perusahaan sisir tersebut lalu membuka lowongan pekerjaan. Karyawan baru itu akan ditempatkan di Divisi Marketing. Setelah lowongan dibuka, banyak sekali orang yang mendaftarkan diri untuk mengisinya. Lebih dari 100 orang pelamar datang ke perusahaan itu setiap harinya.

Setelah melalui berbagai proses seleksi yang cukup ketat, terpilihlah tiga kandidat utama. Sebut saja A, B, dan C. Perusahaan lalu melakukan seleksi final dengan memberi tugas kepada tiga orang terpilih. Seleksi finalnya ialah A, B, dan C diminta untuk menjual sisir kepada para biksu ? yang tinggal pada sebuah komplek wihara ? di area pemasaran baru tersebut ? dalam jangka waktu 10 hari. Bagi sebagian orang, tugas ini sangat tidak masuk akal, mengingat biksu-biksu itu berkepala gundul dan tidak pernah memerlukan sisir.

Sepuluh hari pun berlalu, akhirnya tiba saat ketiga pelamar tersebut datang kembali pada perusahaan untuk melaporkan hasil penjualannya.

Pelamar A :

Saya hanya mampu menjual satu sisir. Saya sudah berusaha menawarkan sisir itu kepada para biksu di sana, tetapi mereka malah marah-marah ka
... baca selengkapnya di Menjual Sisir Kepada Biksu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...

Minggu, 17 Juli 2016

Betapa Miskinnya Kita

Betapa Miskinnya Kita Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin.

Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan kali ini?"

"Wah, sangat luar biasa Ayah"

"Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya.

"Oh iya" kata anaknya

"Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.

Kemudian si anak menjawab....

"Saya saksikan bahwa :

Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.

Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.

Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.

Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.

Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.

Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.

Kita membeli
... baca selengkapnya di Betapa Miskinnya Kita Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...

Sabtu, 16 Juli 2016

Pedang Kehidupan

Pedang Kehidupan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Bocah itu bernama Kochi, hanya Kochi. Banyak orang mengalamatkan pertanyaan prihal nama itu. Kochi membisu. Mana sempat ia bersapa apa lagi bertanya prihal asal-usul namanya, orang tuanya saja ia tidak ingat. Sekelebat ingatan yang berhubungan dengan orang tuanya hanyalah tentamg sapuan angin. Malam itu, orang tua Kochi bertranformasi menjadi angin. Bebas. Terbang. Terbenam. Ayahnya, seorang pendekar pedang hebat. Begitu pula Kochi. Sejak usia belia ia telah berusaha mempertajam indranya untuk menebas. Menebas semua termasuk rasa rindu akan pelukan Ibu yang tak pernah ia rasa dalam ingatan.

Kochi berlatih dengan seorang guru, guru Ching. Guru Ching sudah uzur. Sebentar lagi nyawanya akan lapuk di makan lumut akhirat. Lumut akhirat itu hebat. Lebih hebat dari lumut apapun. Tapi, lumut biasapun hebat. Batu raksasa dibinasakan dengan perlahan. Akan tetapi, lumut akhirat jauh lebih hebat. Nyawa yang di buat dari unsur tak terkenali bisa dihancurkan dengan akarnya.
“Bagaimana lumut itu hidup?”
“Sesuatu yang kau sebut dosa.” Jawab guru Ching singkat.

Usia uzurnya sedikit membendung ketajaman pedang guru Ching. Lumut akhirat yang pernah di tebasnya beberapa kali kini bersarang di tubuh rentanya. Kochipun diajarinya menebas lumut itu. Dipinjaminya Kochi sebilah pedang bambu. Singkat k
... baca selengkapnya di Pedang Kehidupan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...

Jumat, 15 Juli 2016

Setengah Jam Saja

Setengah Jam Saja Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Seperti biasa Michael, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Elvin, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

“Kok, belum tidur?” sapa Michael sambil mencium anaknya.

Biasanya, Elvin memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Elvin menjawab, “Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”

“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa? Mau minta uang lagi, ya?”

“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”

“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo?”

Elvin berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Michael beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Elvin berlari mengikutinya.

“Kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti s
... baca selengkapnya di Setengah Jam Saja Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...

Kamis, 14 Juli 2016

Wiro Sableng #72 : Purnama Berdarah

Wiro Sableng #72 : Purnama Berdarah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

HUJAN lebat mendera Pantai Selatan. Suara hujan yang diterpa hembusan angin keras yang datang dari laut menimbulkan suara menggidikkan di telinga siapa saja yang mendengarnya. Di bawah hujan lebat itu seorang penunggang kuda memacu tunggangannya sepanjang tepian pantai, menembus hujan dan deru angin ke arah timur. Tepat di satu bukit karang yang menjulang orang ini hentikan kudanya. Sambil menepuk tengkuk binatang itu dia berkata. "Jangan ke mana-mana. Tunggu di sini sampai aku kembali!"

Seperti mengerti akan ucapan orang, kuda itu mendekatkan kepalanya ke bahu tuannya dan menjilat bahu itu beberapa kali. Ketika petir kelihatan menyambar di tengah laut, penunggang kuda tadi telah lenyap dari tempat itu. Dia melompat ke sebuah celah sempit di kaki bukit karang. Di dalam celah itu ada bagian bukit yang berbentuk seperti tangga kasar. Orang ini menaiki tangga itu dengan gerakan cepat. Tangga batu karang itu licin dan ada yang berselimutkan lumut. Hujan lebat membuat udara menjadi redup gelap. Kalau tidak memiliki kepandaia
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #72 : Purnama Berdarah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...

Selasa, 12 Juli 2016

Hutang Tingkat Dewa

Hutang Tingkat Dewa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Aku terus berlari menerobos hutan cemara, entah berapa lama aku berlari aku tak tahu pasti. Yang kurasa nafasku sudah hampir habis. GEDEBUGG… aku terjatuh. Kuarahkan pandangan kesekelilingku, rupanya aku sudah keluar dari hutan cemara tadi. Kini yang tampak oleh mataku adalah lapangan yang maha luas, lebih tepatnya adalah gurun pasir. Tidak ada sebatang pohonpun tumbuh disitu. Perlahan kucoba berdiri, badan ini terasa remuk dan ototku kaku. Dengan sisa tenaga yang ada aku berjalan pelan, setapak demi setapak menyusuri lautan pasir.

“Tuhan dimanakah aku? dimana istri dan anaku.” Batinku merintih. Sebelum berjalan di hutan cemara tadi, aku sedang bersama Santi istriku dan Asa anak lelakiku yang baru 8 tahun. Kami bertiga sedang menikmati liburan.
“Hai!” Aku menoleh kearah suara itu. Kulihat seorang perempuan 25 tahunan, rambutnya panjang hampir menyentuh tanah. Senyum manisnya menggembang saat aku menoleh kearahku.
“Ayo ikut aku.” Perempuan itu berkata, lalu meraih tanganku. Aku ta
... baca selengkapnya di Hutang Tingkat Dewa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...

Senin, 04 Juli 2016

Wiro Sableng #166 : Kupu-Kupu Giok Ngarai Sianok

Wiro Sableng #166 : Kupu-Kupu Giok Ngarai Sianok Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : KUPU-KUPU GIOK NGARAI SIANOK

"Anak gadis...Mulai saat ini namamu Puti Bungo Sekuntum. Julukanmu Ramo-Ramo Giok Ngarai Sianok atau Kupu-Kupu Giok Ngarai Sianok."Gadis Cina bernama Chia Swie Kim yang cantik itu tersenyum."Terima kasih Datuk........." Ketika ChiaSwie Kim hendak menyambung ucapannya datuk Marajo Sati memberi isyarat seraya berbisik. Ada manusia jahil mendekam di luar sana. Agaknya sudah sejak tadi dia mencuri dengar pembicaraan kita. Anak gadis, lekas ubah ujudmu menjadi kupu-kupu giok!" Dengan cepat Chia Swie Kim merubah diri menjadi kupu-kupu batu giok berwarna hijau kebiruan. Datuk Marajo Sati ambil kupu-kupu batu giok itu lalu meletakannya di dalam sebuah lekukan di dinding goa sebelah kiri.



SENJA itu angin dari arah laut bertiup lebih kencang dari biasanya. Daun-daun pohon kelapa mengeluarkan suara gemerisik berkepanjangan.

Di pondok kayu kediamannya di satu lereng bukit Sutan Panduko Alam yang baru saja menyelesaikan shalat Magrib tengah berzikir khidmat ketika hidungnya mencium bau angin yang mengandung garam. Orang tua ini letakkan tasbih batu hitam di atas pangkuan, memandang ke arah pintu pondok yang tertutup sambil mengusap janggut seputi
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #166 : Kupu-Kupu Giok Ngarai Sianok Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu Baca Selengkapnya...